Jumat, 09 Desember 2016

sistem efi sepeda motor pendidikan teknik otomotif umpurworejo



.    Pengertian EFI (Electronic Fuel Injection)
Efi adalah sisitem injeksi yang menggunakan elektronis atau sisitem injeksi elektronis. Sistem ini langkah maju dari sistem karburator yang menggunakan sistem injeksi mekanis.
Menurut Firstiawan, bahwa “eletronic Fuel Injection (EFI) adalah teknologi pengontrolan penginjeksian bahan bakar yang berkembang saat ini pada mesin bensin menggantikan karburator”

.    Kelebihan dan kekurangan pada sepeda motor Injeksi bahan bakar (EFI)
Kelebihan EFI
·       Konsumsi bahan bakar lebih hemat(irit), karena takaran bahan bakar yang diproduksi EFI sudah ditentukan sesuai dengan kebutuhan yang ideal bagi mesin pada semua kondisi.Efisiensi bahan bakar = Irit
·       Mesin lebih bertenaga dan memiliki akselerasi yang responsif, sehingga selalu dalam kinerja yang optimal.
·       Pada motor dengan sistem EFI dilengkapi dengan fault code indicator.Jika ada masalah/kerusakan pada sistem EFI, lampu peringatan akan menyala sehingga segera diketahui untuk diperbaiki.
·       Emisi gas buang yang lebih rendah,sehingga lebih ramah terhadap lingkungan.
·       Kinerja motor tetap stabil tanpa banyak terpengaruh oleh panas dinginnya suhu mesin dan keadaan cuaca.

Kekurangan EFI
·       Perawatan sistem EFI jauh lebih rumit dari pada sistem baha bakar konvensional karburator. Untuk itu EFI membutuhkan perawatan yang lebih teliti yang dilakukan hanya oleh tenaga mekanik yang berpengalaman. Oleh karena itu,  biaya perawatan yang harus dikeluarkan relatif lebih tinggi.
·       Rentan terjadi gangguan terutama oleh air, karena seluruh sistem EFI diatur oleh mesin elektronik. Seperti yang kita ketahui, perangkat elektronik lebih rentan/sensitif jika terkena air. Pastinya sistem EFI kalah awet dengan karburator, karena karburator tidak  bekerja dengan sistem kelistrikan samasekali.Sudah tahukan bagaimana sifat ketahanan benda elektronik?,,,
·       Jika suatu saat diperjalanan sistem bahan bakar anda mengalami kerusakan, kemungkinan besar motor anda harus naik mobil emergenci untuk dibawa ke bengkel resmi. Karena Tidak ada cara darurat untuk memperbaiki sistem EFI yang rusak. Lain halnya dengan karburator, paling paling masalahnya hanya kemasukan air atau banjir, dan itu sangat mudah diatasi dimana saja asal ada obeng + kunci pass + Mekanik seadanya. :)

3.    Macam Macam Sistem EFI
Sistem EFI dirancang untuk mengukur jumlah udara yang dihisap dan untuk megontrol penginjeksian bahan bakar yang sesuai. Besarnya udara yang dihisap diukur langsung dengan tekanan udara dalam intake manifold (D-EFI sistem) atau dengan airflow meter pada sistem L-EFI.
a.    Sistem D-EFI (Manifold Pressure Control Type)
Sistem D-EFI Mengukur Tekanan udara dalam intake manifold dan kemudian melakukan perhitungan umlah udara yang masuk.Tetapi karena tekanan udara dan jumlah dalam intake manifold tidak dalam konvensi yang tepat,sistem D-EFI tidak begitu akurat dibandingkan dengan sistem L-EFI. Sistem ini sering pula disebut “D Jetronic” yaitu merk dagang dari Bosch. Huruf D singkatan dari Druck (bahasa Jerman) yang berarti tekanan, sedang Jetronic
berarti penginjeksian (injection).
b.    Sistem L-EFI
Dalam Sistem L-EFI, airflow meter langsung mengukur jumlah udara yang mengalir melalui intake manifold. Airflow meter mengukur jumlah udara dengan sangat akurat, aiatem L-EFI dapat mengontrol penginjeksian bahan bakar lebih tepat dibandingkan sistem D-EFI. Istilah L diambil dari bahasa Jerman yaitu “Luft” yang berarti udara.

B.   SISTEM KONVENSIONAL
1.     Sistem bahan bakar konvensional
Persaingan motor memaksa tiap pabrikan mengembangkan teknologi baru. Misal pada sistem penyaluran bahan bakar. Dari karburator konvensional dikembangkan menjadi tipe Constant Vacum. Menyusul injeksi.
a.    Model skep konvensional
Sistem bahan bakar ini disebut konvensional karena punya model yang serba mekanis. Naik-turun skep sebagai katup buka-tutup aliran udara ditarik langsung kabel gas. Hingga kini, motor keluaran terbaru pun masih banyak yang mengaplikasi tipe itu. “Boleh dibilang, karbu konvensional namun mempunyai respon lebih cepat ketimbang model vakum,”
Makanya mekanik motor mengandalkan model ini buat di balap. Selain respon lebih cepat, penyesuaian juga mudah dan murah. “Tetapi jangan salah lho! Jika skep terlalu cepat membuka, mesin bisa mati,” bilang Freddy lagi. Itu karena campuran udara yang masuk ke ruang bakar lebih banyak ketimbang BBM.
b.    Vakum lebih lambat
Karburator vakum dirancang untuk mengatasi kekurangan model skep. Seperti di motor sekarang, misalnya di skubek Yamaha Mio, Suzuki Spin 125 atau Honda Vario. Punya kelebihan bensin lebih irit. Makanya semua skubek aplikasi model ini. Lainnya, maksudnya keunggulan lain, meski keadaan mesin langsam dan grip gas langsung dibejek spontan hingga throttle membuka seluruhnya, mesin tidak akan mati. Namun kecepatan atau respon tidak sebagus karbu konvensional. Contoh lain ketika berkendara dalam kecepatan tinggi, grip gas langsung ditutup habis. Saat grip gas dibuka kembali ada sedikit jeda waktu mesin merespon.
Itu sesuai prinsip kerja sistem model vakum. Skep alias throttle piston bekerja naik-turun sesuai tekanan yang timbul. Tidak digerakkan langsung kabel gas. Sehingga, udara yang mengalir lewat venturi tetap konstan. Vakum juga punya kelebihan lain. Emisi atau gas buang yang dihasilkan menjadi rendah. Karena campuran antara udara dan bahan bakar yang masuk ke ruang bakar, lebih seimbang.
c.    Injeksi penyempurna
Semua kelebihan dan kekurangan karbu skep dan vakum disempurnakan lagi model inejksi elektronik. “Tiga syarat pembakaran sempurna, dimiliki injeksi,” ungkap Freddy. Maksudnya, peranti yang pakai sistem model semprot bukan sedot ini. Yaitu, bahan bakar serta udara dan api.
“Injeksi punya emisi lebih rendah ketimbang model konvensional dan vakum,” tambah Endro Sutarno, Training Instruktur PT Astra Honda Motor (AHM). Selain itu, bahan bakar yang dihasilkan juga bisa lebih irit.
Karena injeksi didukung banyak sensor dan memberi perintah ke Electronic Control Modul (ECM) untuk mengatur semprotan bensin ke ruang bakar diatur presisi dan seimbang. Ini yang bikin irit lantaran bensin tidak kaya dan miskin.
Mesin atau yang dalam bahasa kulonnya engine bukan machine ya di thread ini yang di sebut dengan mesin adalah mesin bensin secara umum.
Kok bisa hidup ya mesin...yuk kita liat komponen komponen mesin yang memiliki hubungan langsung dengan hidupnya sebuah mesin...(dalam hal ini di khususkan pada sistem pengapian).
Pada dasarnya mesin 4 stroke memiliki 4 siklus :
a.    Intake
b.    kompresi
c.    Langkah kerja
d.    Langkah buang
2.    Default Pengapian Konvensional
Pengapian konvensional ditandai dengan digunakannya platina sebagai trigger atau pemantik.
Secara sederhana skematik diagramnya adalah seperti di bawah ini :
Pengapian di mulai ketika kita memposisikan kunci kontak pada posisi on, kemudian memutarnya lagi pada posisi starter. Yang terjadi saat kita membuka kunci kontak pada posisi on adalah koil mendapat supply arus + dari aki. Kemudian ketika kita menstart mobil kita maka akan terjadi buka tutup kontak point dari platina.
Buka dan tutup nya kontak poin dari platina ini di atur oleh cam delco yang memiliki jumlah sisi sesuai dengan jumlah silinder pada kendaraan anda. Misalnya mesin dengan 3 silinder maka cam ini memiliki 3 sudut...dst.
Ketika Kontak poin dari platina terbuka maka koil tidak mendapatkan supply arus - dari ground/aki. Sebaliknya ketika kontak poin menutup maka koil akan di supply arus - dari ground/aki.
Ketika koil telah mendapat sumber arus + dan - maka dapat dikatakan koil dalam posisi aktif. Apa yang terjadi saat koil ada di posisi aktf ?
Dengan memanfaatkan Hukum Faraday ==> yang secara sederhana dapat dijelaskan sebagai berikut :
Apabila sebuah magnet kita gerakan diantara kumparan atau gulungan kawat maka seiring dengan pergerakan magnet itu (sebenarnya medan magnet) maka akan dihasilkan listrik pada kumparan tersebut, dan sebaliknya apabila kumparan kawat pada inti besi kita berikan aliran listrik maka kumparan tersebut akan menghasilkan medan magnet.
Dengan kata lain Perubahan medan magnet pada Kumparan akan menghasilkan aliran listri pada kumparan tersebut!!!! koil mobil pada umumnya terdiri dari dua kumparan yaitu kumparan primer (dengan jumlah lilitan sedikit) dan juga kumparan sekunder (dengan jumlah lilitan 100X lipat gulungan Primer).
seperti kita melilitkan seutas benang pada gulungan maka hasilnya pasti akan ada dua ujung yang dapat kita temui nah pada gulungan Primer kedua ujung inilah yang akan muncul kepermukaan koil menjadi terminal + dan - pada kepala koil
Maka seperti yang kita bahas sebelumnya ketika koil aktif artinya terminal + mendapat muatan + dan terminal - mendapat muatan - maka kumparan primer ini akan menimbulkan medan magnet yang akan mempengaruhi kumparan sekunder yang posisinya berada didalam kumparan primer. Syarat agar kumparan kedua dapat melompatkan lisrtik maka sesuai hukum faraday harus ada perubahan medan magnet. perubahan medan magnet ini terjadi seiring dengan buka tutupnya Platina/Points.
Dengan jumlah lilitan yang 100 kali lebih banyak dari pada kumparan primer maka tegangan yang dihasilkan secara mudahnya adalah 100X lipat pula (kira2 10.000volt). nah tegangan sebesar ini akan mencari sumber massa atau ground atau kutub - terdekat untuk bisa dinetralisir. maka dengan adanya kabel busi dan busi itu sendiri yang salah satu sisinya tertanam pada ground terjadi lah lompatan bunga api yang mampu membakar campuran bahan bakar udara pada ruang bakar mesin.
Dalam sistem pengapian platina diperlukan sebuah komponen dengan nama awam adalah kondensor.
Kita sering di suruh montir2 apabila mengganti platina sekalian ganti kondensornya...betul? apakah fungsi kondensor sebenarnya?
seperti yang kita bahas diatas bahwa setiap terjadi perubahan medan magnet maka akan menghasilkan tegangan pada kumparan, ternyata selain menghasilkan tegangan pada kumparan sekunder yg diteruskan ke busi, medan magnet yang terjadi pada koil juga menghasilkan tegangan pada kumparan primer itu sendiri. Yaitu sebesar +300V, tegangan sebesar ini terjadi ketika posisi Platina/poits terbuka, apabila tegangan ini tidak di netralisasikan atau digrounded maka akan terjadi lompatan bungan api pada platina kita untuk memaksakan tegangan tersebut untuk ke ground. Apabila ini terjadi maka dalam hitungan menit maka platina kita akan hangus dan habis terbakar.
Disinilah Kondensor mengambil peranan, ketika platina posisi terbuka kondensor menampung sementara tegangan tersebut, kemudian ketika platina menutup lagi tegangan tersebut akan dinetralisir atau di grounded lagi.
Kemudian komponen yang berperan terakhir dan cukup penting juga adalah Busi.
Melalui busi dan rotor sebagai pendistri busi sekaligus timing. Melalui elektroda inti busi (yang di tengah) sumber arus dari koil dengan teggangan tinggi akan di convert menjadi lompatan bunga api ke ground busi (ujung dari busi yang melengkung). Sehingga dengan lompatan ini akan membakar campuran bbm dan udara di dalam ruang bakar. Semua itu terjadi jika timingnya tepat.
a.    Default Pengapian CDI
Pada sistem pengapian CDI hampir sama dengan sistem pengapian konvensional,
Perbedaan utama terletak pada sistem trigger atau pemantik dari - koil. Disini fungsi dari platina dan kondensor di ganti dengan menggunakan sensor hall dan juga rangkaian electronic.
Pada prinsipnya CDI memanfaatkan sebuah sensor yang akan aktif apabila di trigger atau di pantik oleh sesusatu, dalam hal ini sensor akan aktif oleh dadu (cam delco) yang ada di tengah delko kita. Salah satu jenis sensor yang sering digunakan adalah sensor Hall dan juga sistem pulser/pick up coil.
Sensor hall memanfaatkan efek hall yaitu lapisan tipis semikonduktor yang diberi arus listrik (vs) akan menghasilkan beda potensial (vout) akibat terjadi perubahan medan magnet secara tegak lurus.
sistem pulser memanfaatkan hukum Faraday seperti dijelaskan di atas..dimana akan terjadi ggl ketika medan magnet berubah pada sebuah kumparan. Nah pulser akan terdiri dari kumparan yang meliliti sebuah magnet tetap. Kemudian cam/dadu delco yang berputar di dekatnya akan memberikan perubahan medan magnet yang diterima oleh kumparan yang kemudian akan timbul ggl. GGL ini lah yang akan digunakan sebagai trigger pengganti buka tutupnya platina. (GGL=Gaya gerak listrik atau sederhananya arus listrik )
Nah Vout dari IC Hall atau pick up coil ini akan di Perbesar/amplify dengan rangkaian OP amp. atau sejenisnya untuk dapat digunakan sebagai arus Trigger pada kutub - dari koil. Sehingga setiap arus Vout di keluarkan dari IC hall dapat mengaktifkan koil sesuai dengan timing.
b.    Default Pengapian Multi coil
Pengapian dengan multi koil sering disebut juga distributorless igniton yaitu tanpa menggunakan delco. Pengapian di atur oleh fungsi ECU(khusunya PCM [power control modul] dan sensor pada cam saft atau terkadang kruk as.
Mobil-mobil modern sekarang mengarah pada penggunaan sistem pengapian seperti ini saat ini. Ada yang menggunakan 1 coil satu busi (CPC = coil per cylinder) ada juga yang menggunakan 1 koil untuk 2 cilinder sehingga kalau 4 silinder ada 2 koilnya.
KOMPONEN SISTEM BAHAN BAKAR EFI
Komponen-komponen yang digunakan untuk menyalurkan bahan bakar ke mesin terdiri dari tangki bahan bakar (fuel pump), pompa bahan bakar (fuel pump), saringan bahan bakar (fuel filter), pipa/slang penyalur (pembagi), pengatur tekanan bahan bakar (fuel pressure regulator), dan injektor/penyemprot bahan bakar. Sistem bahan bakar ini berfungsi untuk menyimpan, membersihkan, menyalurkan dan menyemprotkan /menginjeksikan bahan bakar.
 


Adapun fungsi masing-masing komponen pada sistem bahan bakar tersebut adalah sebagai berikut:
1Fuel suction filter; menyaring kotoran agar tidak terisap pompa bahan bakar.
2)  Fuel pump module; memompa dan mengalirkan bahan bakar dari tangki bahan bakar ke injektor. Penyaluran bahan bakarnya harus lebih banyak dibandingkan dengan kebutuhan mesin supaya tekanan dalam sistem bahan bakar bisa dipertahankan setiap waktu walaupun kondisi mesin berubahubah.



Gambar Konstruksi Fuel Pump Module



3Fuel  pressure  regulator;  mengatur  tekanan  bahan  bakar  di dalam sistem aliran bahan bakar agar tetap/konstan. Contohnya pada Honda Supra X 125 PGM-FI tekanan dipertahankan pada
2
294 kPa (3,0 kgf/cm , 43 psi). Bila bahan bakar yang dipompa

menuju injektor terlalu besar (tekanan bahan bakar melebihi 294

2
kPa (3,0 kgf/cm , 43 psi)) pressure regulator mengembalikan

bahan bakar ke dalam tangki.

4Fuel  feed  hose;  slang  untuk  mengalirkan  bahan  bakar  dari tangki menuju injektor. Slang dirancang harus tahan tekanan bahan bakar akibat dipompa dengan tekanan minimal sebesar tekanan yang dihasilkan oleh pompa.
5).  Fuel Injector; menyemprotkan bahan bakar ke saluran masuk (intake manifold) sebelum, biasanya sebelum katup masuk, namun ada juga yang ke throttle body. Volume penyemprotan disesuaikan oleh waktu pembukaan nozel/injektor. Lama dan banyaknya penyemprotan diatur oleh ECM (Electronic/Engine Control Module) atau ECU (Electronic Control Unit).

 Cara Kerja Sistem Bahan Bakar Injeksi EFI Sepeda Motor

Sistem bahan bakar injeksi atau yang kita kenal dengan EFI, yaitu suatu sistem yang penyaluran bahan bakarnya menggunakan pompa pada tekanan tertentu. Pada mesin EFI umumnya proses penginjeksian bahan bakar ada di bagian ujung intake manifold atau saluran masuk sebelum katup masuk. Sehingga ketika katup masuk membuka pada langkah hisap, udara yang masuk ke ruang bakar sudah bercampur dengan bensin. Agar dapat memahami sistem EFI lebih detail sobat dapat membaca di artikel Pengertian Sistem Electronic Fuel Injection.



Rangkaian sistem EFI atau Komponen sistem EFI sepeda motor (contoh di sepeda motor Honda Sup*ra) sebagai berikut:


  1. Fuel rail (pipa pembagi)
  2. Pressure regulator (pengaturan tekanan)
  3. Injector (nozel penyemprot bahan bakar)
  4. Air box (saringan udara)
  5. Air temperature sensor (sensor temperatur udara)
  6. Throttle body butterfly (katup throttle)
  7. Fast idle system
  8. Throttle position sensor (sensor posisi throttle)
  9. Engine coolant temperature sensor (sensor suhu air pendingin)
  10. Crankshaft position sensor (sensor posisi poros engkol atau posisi crankshaft)
  11. Camshaft position sensor (sensor posisi poros nok atau poros cam)
  12. Oksigen sensor
  13. Catalytic converter
  14. Intake air pressure sensor (sensor tekanan udara masuk pada manifold)
  15. ECU (electronic control unit)
  16. Ignition coil (koil pengapian)
  17. Sensor tekanan atmosfir udara

  18. Komponen Sistem Bahan Bakar EFI Sepeda Motor

    Sistem bahan bakar EFI pada sepeda motor berfungsi untuk menyimpan, membersihkan, menyalurkan dan menginjeksikan bahan bakar.



    Komponen-komponen pada sistem bahan bakar EFI sepeda motor yaitu tangki bahan bakar (fuel tank), pompa bahan bakar (fuel pump), saringan bahan bakar (fuel filter), pipa/selang penyalur (Fuel feed hose), pengatur tekanan bahan bakar (fuel pressure regulator), dan injektor bahan bakar

  19. Injektor EFI (Fuel Ijector)
    Injektor berfungsi untuk menyemprotkan bahan bakar ke saluran masuk sebelum katup masuk. Namun ada juga yang penyemprotannya ke throttle body. Banyaknya bahan bakar yang diinjeksikan tergantung lama pembukaan nozel/injektor.




    Skema aliran sistem bahan bakar injeksi EFI sepeda motor adalah sebagai berikut:


     


Terjadinya injeksi adalah ketika ECU memberikan tegangan listrik ke selenoid coil injector. Dengan adanya tegangan listrik tersebut maka selenoid coil akan menjadi magnet sehingga dapat menarik plunger dan mengangkat needle valve (katup jarum) dari tempat dudukannya, sehingga saluran bahan bakar yang bertekanan tersebut akan memancar keluar dari injektor